Bermotivasi Superior
Orang Bermotivasi Superior | Orang Bermotivasi Inferior | |
1. | bagian dari penyelesaian masalah, andalan bagi upaya mengejar prestasi | bagian dari masalah, tidak bisa diandalkan untuk proyek-proyek rintisan karena sikap mentalnya didominasi oleh pikiran "apa untungnya buat aku?" |
2. | bekerja dengan semangat I am doing my best , sehingga kualitas kerjanya tinggi. Artinya, nilai tambah dirinya tinggi. | bekerja seadanya, minimalis. Pekerjaannya tidak bermutu. Nilai tambahnya rendah. |
3. | memiliki disiplin tinggi, sehingga ia bisa menjadi contoh bagi orang lain. Ia bersemangat, menularkan antusiasme kepada sekitarnya. | bersikap seenaknya, lesu darah, malas, dan gemar mencari kambing hitam bila pekerjaannya tidak selesai. Ia juga suka beredar dan menebarkan virus beracun dengan kebiasaan 5-ng (ngeluh, ngedumel, ngegossip, ngomel, ngeyel). |
4. | gigih menghadapi masalah, kreatif memecahkan problem, dan jeli melihat peluang dalam setiap kesulitan. | gampang menyerah, tidak kreatif, dan selalu melihat kesulitan dalam setiap peluang. |
5. | cepat maju karirnya karena ia rajin belajar, gemar berguru, dan senang mengasah kemampuan dirinya. | lambat majunya karena ia malas belajar, ogah berguru dan segan memperbarui keterampilan. Ia tergantung pada orang lain sehingga malah jadi beban bagi pimpinannya. |
6. | masuk kantor lebih awal dan pulang lebih sore sampai tugasnya tuntas. Produktivitasnya tinggi. | suka datang terlambat, suka curi-curi waktu, tidak sabar menunggu usai jam kantor, dan sangat senang jika ada hari kejepit. |
7. | punya sense of belonging yang besar; ia turut memelihara, merawat dan membesarkan perusahaan/lembaga/instansi dengan sikap menyayangi. | tidak peduli pada organisasinya, miskin sense of belonging dan memperlakukan perusahaan/lembaga/instansinya sebagai sapi perahan. |
8. | tidak memerlukan pengawasan. Ia dapat bekerja mandiri sehingga energi dan waktu pemimpin dapat digunakan untuk hal lain yang lebih penting. | bagaikan "kuda liar" yang senantiasa memerlukan pengawasan, tali dan kekang. Waktu atasan banyak habis untuk mengawasi mereka. |
9. | hatinya dipenuhi oleh emosi gembira, semangat dan suka cita. Loyalitasnya tulus. | tidak pernah puas. Ia selalu resah. Setiap hari rajin membaca iklan lowongan kerja. Loyalitasnya cuma sebatas ada kesempatan baru di tempat lain. Ia siap meloncat setiap saat jika keadaan sudah dinilainya menguntungkan. |
10. | dapat berkonsentrasi pada pekerjaannya sehingga hasil kerjanya bermutu dan produktif. | gampang kejangkitan isu, takut pada banyak hal, cepat merasa bosan, dan suka berpikir negatif. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar